merupakan sebuah inovasi pangan fungsional yang digagas oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), resmi menjadi tenant Pusat Inkubasi Bisnis dan Inovasi (PUSKIBII) pada tahun 2025 melalui program P2MW. Produk ini hadir sebagai solusi pangan sehat berbasis kulit ari kedelai yang kaya serat, dengan manfaat utama membantu mengatasi sembelit sekaligus mendukung pola makan sehat masyarakat modern.
Mengusung merek RiceSoy, tim menghadirkan beras analog yang diproduksi dari kulit ari kedelai. Dengan kandungan serat tinggi, indeks glikemik rendah, serta ramah vegan, RiceSoy tidak hanya menjadi alternatif, tetapi juga menawarkan nilai tambah bagi kesehatan pencernaan dan keberlanjutan lingkungan.
Keunggulan RiceSoy terletak pada konsep yang memanfaatkan limbah kedelai yaitu kulit ari kedelai menjadi produk bernilai guna tinggi, harga kompetitif, rasa dan tekstur yang mirip dengan beras asli. Produk ini juga sejalan dengan tren gaya hidup sehat dan mendukung diversifikasi pangan nasional.
Tim RiceSoy terdiri dari empat mahasiswa UMSU yaitu Annisa Rahmadini, RobI Rizkhi, Rizal Khair Siregar dan Farhan Fadillah Panjaitan yang berperan dalam riset, produksi, pemasaran, keuangan, hingga desain. Tim Ricesoy mendapat pendampingan dari dosen pembimbing Rini Susanti, S.P., M.P. Melalui program P2MW 2025, RiceSoy berhasil memperoleh hibah dana sebesar Rp13.000.000 yang digunakan untuk pengembangan produk, promosi, serta legalitas usaha.
Selain itu, RiceSoy juga memberikan peluang pemberdayaan bagi petani kedelai dan pelaku UMKM lokal dengan menciptakan rantai pasok baru yang lebih berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kulit ari kedelai yang sebelumnya kurang bernilai.
Dengan menjadi tenant PUSKIBII, tim RiceSoy berharap dapat memperluas jangkauan pasar, membangun jejaring kolaborasi, serta menghadirkan inovasi berkelanjutan dalam industri pangan sehat di Indonesia.
